Awal Mula Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berawal dari sebuah desa yang didirikan di wilayah Sidoarjo.
Setelah Kerajaan Singhasari jatuh ke tangan Jayakatwang, raja Gelang Gelang; pada 1292 Wijaya membuka hutan yang tandus di Trik, sebelah selatan Surabaya. Di tempat itulah, dia mendirikan Kerajaan Majapahit. Pendirian itu dikisahkan dalam naskah Pararaton, Nagakartagama, Kidung Ranggalawe, Kidung Harsawijaya, dan diabadikan dalam Prasasti Kudadu (1294 M) dan Prasasti Sukamrta (1296 M).
“Majapahit letaknya di lembah Sungai Brantas, sebelah tenggara Kota Majakerta, di daerah Trik. Ini adalah sebuah kota kecil di persimpangan Kali Mas dan Kali Porong,” tulis Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Nagarakrtagama.
Belum lama ini, warga mendapati bekas bangunan bata, fosil kayu, dan hewan di areal persawahan dan makam di Dusun Kedungklinter, Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Diduga situs ini merupakan cikal-bakal Kerajaan Majapahit.
Pada akhir 1292, tempat itu masih hutan belantara. Pohon-pohon maja banyak tumbuh di sana, seperti kebanyakan tempat lainnya di lembah Sungai Brantas. Versi Pararaton menyebutkan berkat buah maja inilah nama Majapahit tercipta.
“Itulah sebabnya, beberapa tempat di daerah Sungai Brantas mengandung nama maja, seperti Majakerta, Majawarna, Majaagung, Majajejer, Majasari, Majarata,” tulis Slamet Muljana.
Sebelumnya, pada waktu pasukan Jayakatwang dari Gelang Gelang menyerang Singhasari, Kertanagara menunjuk Wijaya untuk memimpin Singhasari melawan pasukan Jayakatwang. Namun, pasukan musuh terus mendesak sampai akhirnya Wijaya melarikan diri dengan dilindungi abdi-abdi setianya.
Di usianya yang masih muda, Wijaya harus melarikan diri hingga menyeberang ke Madura. Aria Wiraraja, adipati Madura, menyarankan Wijaya untuk pura-pura menyerah kepada Jayakatwang untuk mendapatkan kepercayaannya.
Wijaya mengikuti saran itu. Setelah Jayakatwang percaya, Wijaya meminta daerah Trik untuk dibuka menjadi desa. Dia berdalih desa itu akan dijadikan pertahanan terdepan jika harus menghadapi musuh yang menyeberang melalui Sungai Brantas. Dengan bantuan Wiraraja, Wijaya membuka daerah Trik menjadi desa dengan nama Majapahit.
“Setelah pemberontakan itu, Wijaya masih diizinkan memperoleh sebidang tanah penuh hutan di Terik dan bermukim di sana oleh Jayakatwang. Di sanalah awal mula Majapahit berdiri,” kata arkeolog Agus Aris Munandar, ketika ditemui di kantornya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Ketika Trik masih berupa desa, Wijaya diam-diam memperkuat diri dengan mengambil hati penduduknya, terutama orang-orang yang datang ke Tumapel dan Daha. Dia menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam kepada Jayakatwang.
Bertepatan dengan masa itu, pada awal 1293, tentara Khubilai Khan datang ke Jawa untuk mengukum Kertanagara karena telah melukai utusan Mongol, Meng Qi. Namun, Kertanagara telah dihabisi Jayakatwang. Akhirnya, Wijaya bersama pasukan Mongol menyerang Daha dan menundukkan Jayakatwang. Setelah itu, Wijaya menyerang balik dan mengusir Mongol dari Jawa. Padahal, sebelumnya Wijaya berjanji akan tunduk pada Khubilai Khan jika pasukan Mongol membantunya menyerang Jayakatwang.
“Bagi Mongol tugas mereka sudah selesai, mereka sudah berhasil mengalahkan Raja Jawa,” kata Agus.
Maka, ditahbiskanlah Raden Wijaya sebagai raja Majapahit. Dia membawa rajasa dalam nama abhiseka-nya, yaitu nama pendiri Kerajaan Singhasari.
“Negara baru Majapahit dianggap sebagai lanjutan kerajaan Singhasari, yang telah runtuh pada 1292 sebagai tanda bukti kesetiaan pendirinya kepada para raja leluhur di Singhasari,” catat Slamet Muljana.
source : historia.id
Add your Comment Hide comment