Majapahit Menaklukkan Bali
Wilayah pertama di luar Pulau Jawa yang ditaklukkan Majapahit setelah Gajah Mada menyatakan Sumpah Palapa.
GAJAH MADA dan Adityawarman memimpin tentara Majapahit menyerang Pulau Bali. Setelah melewati Selat Bali dan Samudra Hindia, dua armada Majapahit mendarat di Bali selatan. Dua armada lainnya mendarat di Bali utara lewat Laut Bali. Tujuan mereka adalah keraton raja Bali, Sri Asta Asura Ratna Bumi Banten, di daerah Bedahulu (Bedulu, Gianyar).
Pertempuran dahsyat pun pecah. Tentara Bali berupaya mempertahankan Bedahulu. Namun, tak mendapat dukungan penuh dari rakyatnya. Mereka justru bersimpati kepada tentara Majapahit karena perbuatan rajanya yang hina. Akhirnya, Bali jatuh ke tangan tentara Majapahit. Raja dan sanak keluarganya menyerah.
"Raja Bali yang hina dan jahat diperangi bala tentara Majapahit dan semua binasa. Takutlah semua pendurhaka dan pergi menjauh," catat Mpu Prapanca dalam Kakawin Nagarakrtagama.
Naskah ini mendukung paparan lengkap kejatuhan Pulau Dewata dalam Babad Arya Kutawaringin dari Bali. Nagarakrtagama mencatat gempuran itu terjadi pada 1265 saka (1343).
Sebagai pulau yang paling dekat dengan Jawa, kata Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Nagarakrtagama, Bali merupakan wilayah pertama di luar Jawa yang ditaklukkan Majapahit. Terutama usai sang Mahapatih mengumandangkan sumpahnya yang terkenal itu.
“Sejak Gajah Mada diangkat sebagai patih Amangkubumi pada 1334, pelaksanaannya baru berjalan mulai 1343 dengan penundukkan Bali,” ujarnya.
Sebelumnya, kata Slamet, wilayah Majapahit baru meliputi seluruh Jawa Timur dan Pulau Madura. Setelah pemberontakan Nambi ditumpas pada 1316, daerah Lumajang bergabung lagi dengan Majapahit sebagaimana tercatat dalam Prasasti Lamongan.
Sejak 1331, wilayah Majapahit semakin meluas setelah penundukkan Sadeng, di tepi sungai Badadung, dan Keta di pantai utara, dekat Panarukan. Penundukkan dua wilayah ini tercatat dalam Nagarakrtagama dan Pararaton.
Setelah seluruh Jawa Timur dikuasai penuh, Majapahit mulai menjangkau pulau di luar Jawa, yang disebut Nusantara. Negarakrtagama menyebut nama-nama daerah bawahan Majapahit itu. Namun sebenarnya, kata Slamet, di daerah-daerah itu tak ditemukan prasasti sebagai bukti adanya kekuasaan Majapahit. Hikayat daerah yang ditulis kemudian pun hanya menyinggung adanya hubungan antara berbagai daerah dan Majapahit dalam bentuk dongeng, tidak sebagai catatan sejarah khusus.
“Dongeng itu hanya menunjukkan kekaguman terhadap keagungan Majapahit,” lanjutnya.
Sementara penundukkan Bali cukup jelas. Babad Arya Kutawaringin dari Bali menguraikan dengan saksama peranan Gajah Mada dalam menaklukkan Bali.
Sepeninggal sang raja, Bali bergolak lagi. Patih Pasung Grigis memimpin perlawanan rakyat Bali terhadap Majapahit. Namun akhirnya, Pasung Grigis menyerahkan dirinya dan wilayah Pulau Bali. Dia mengakui kalau Pulau Bali telah dikalahkan Majapahit.
Gajah Mada menunjuk beberapa orang arya, kepala pasukan Majapahit, untuk menetap dan berkuasa di beberapa wilayah di Bali. Arya Kutawaringin di Gelgel, Arya Kenceng di Tabanan, Arya Belog di Kaba-Kaba, Arya Dalancang di Kapal, Arya Sentong di Carangsari, Arya Kanuruhan Singa Sardula di Tangkas, dan lainnya.
Gajah Mada meninggalkan Bali setelah memberikan petuah kepada para arya agar memerintah dengan baik. Sementara itu penguasa tunggal untuk Pulau Bali belum dipilih oleh raja Majapahit.
Arkeolog Universitas Indonesia Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada: Biografi Politik menulis, Gajah Mada kemudian berperan pula dalam penunjukan penguasa Bali pertama setelah pulau itu berada dalam kekuasaan Majapahit. Babad Buleleng menyebutkan asal usul penguasa Bali pertama pada masa Majapahit, yaitu Sri Kresna Kapakisan.
source : historia.id
Add your Comment Hide comment